Januari 17, 2022

Kejadian ditiga hari

 "Praaaaaang ...." kata jendela kelas ku pecah berantakan dilantai karena terhantam bola yang ditendang oleh temanku. Kami sekelas langsung tercengang dan temanku dibantu yang lain segera membersihkan pecahan kaca tersebut dan melaporkan kejadian ke guru piket. Guru piket pun memberikan hukuman pengurangan poin dan kami sekelas diharuskan untuk mengganti kaca yang pecah tersebut. Kelas pun berakhir dan kami kembali kerumah masing-masing karena sudah menjelang magrib. 

Sesampainya dirumah, saya pun mengobrol dengan keluarga diruang tamu. Aku pun menceritakan kejadian hari ini dan orangtua ku pun sedikit marah ke teman ku, namun tetap memberikan uang patungan untuk mengganti kaca tersebut. 

Keesokan harinya, uang patungan pun diberikan ke guru piket. Namun, teman-temanku masih tetap bermain bola dikelas. Guru piket yang kebetulan lewat pun memarahi mereka dan melarang mereka bermain bola dikelas. Siang harinya mereka bermain bola dilapangan dengan kelas lain dan tetiba ribut karena tidak menerima hasil skor dan kekalahan dalam pertandingan. Mereka menganggap lawannya curang dalam bermain, hal ini pun didengar oleh guru piket dan merekapun dipanggil ke ruang bimbingan konseling (bk) untuk diberi peringatan dan pemahaman agar tidak bertengkar. Setelah keluar dari ruang bk, dengan langkah gontai karena kesal, mereka kembali kekelas. Sesampainya dikelas mereka pun mencurahkan kekesalan mereka kekami. Lalu tidak lama, kelas kami diketuk dan beberapa anak laki-laki dari kelas lain masuk. Ternyata mereka adalah lawan teman-teman kami saat bermain bola. Mereka pun dengan tertunduk malu meminta maaf kepada teman-temanku karena telah berbuat curang dalam pertandingan dan dengan lapang dada mereka pun saling bersalaman tanda kembali berteman.  Kejadian ini pun saya ceritakan kekeluarga setelah pulang sekolah dan merekapun tertawa kecil.

Dihari berikutnya, pada jam pelajaran berakhir, kegaduhan terjadi dikelasku karena guru kami tidak hadir. Ada siswa yang mengobrol, bernyanyi, bercanda, bercerita dan juga berkelakar.  Temanku yang sedang berkelakar sangatlah menganggu kelas lain. Suara kegaduhan kelas kami tidak hanya terdengar dari kelas sebelah tapi sampai ke meja guru piket. Guru piket pun menuju kelas kami. Tapi bukan siswa namanya kalau tidak ada strategi, temanku yang didepan segera masuk dan memberi peringatan bahwa guru piket sedang menuju kelas. Maka segeralah kami ke posisi bangku masing-masing dan langsung melanjutkan tugas yang diberikan. Guru piket pun hanya mengintip dari jendela dan kembali ketempatnya. Melihat guru piket hilang dari pandangan, beberapa teman mulai gaduh lagi dan ternyata kegaduhan kali ini ketahuan oleh guru piket yang ternyata masih ada didekat tangga. Guru piket pun memarahi dan menghukum kami. Tugas pun sangat banyak diberikan dan kami diharuskan menyelesaikannya sebelum jam berakhir. Tapi, kriiinggggg tidak lama bel tanda pulang pun berbunyi, kami pun berbahagia karena sudah waktunya pulang. Ketika kami sibuk mulai merapihkan buku sekolah kedalam tas. Guru piket memarahi kami agar kami tetap mengerjakan tugas yang ia berikan sampai selesai, ini hukuman buat kami dan membuat kami tidak bisa pulang sebelum selesai. Dengan berat hati kami pun menerima hukuman tersebut.

Setelah hampir satu jam berlalu, akhirnya tugas ku pun selesai dan langsung ku berikan ke guru piket. Aku pun diperbolehkan pulang setelah ia periksa. Sesampainya dirumah orang tua sudah menunggu dengan wajah sedikit geram karena aku pulang terlambat. Aku pun menceritakan kejadian dikelas hari ini dan keluargaku sedikit mengomel karena kelakukanku dan teman sekelas. Ayah memukul palaku dengan ringan dan memberi nasihat agar tidak ikutan gaduh dikelas lagi ketika tidak ada guru. Yah, inilah kisah tiga hariku disekolah, semoga besok tidak terjadi lagi

Cerpen - Terima kasih, Hender

 Pagi indah menemaniku dan burung berkicau tersenyum senang padaku. Aku duduk dipinggiran teras sebuah villa bercat hijau dengan pemandangan pegunungan yang berbaris dan sawah yang bertebaran. Angin bertiup dingin menepis pipiku. Sedikit demi sedikit cahaya kuning menyentuh kulitku sebagai tanda aku harus keluar dari rasa kantuk ini. Perlahan aku turun dari balkon menuju tempat mama yang sedang sibuk menjemur pakaian. Saat turun ada seseorang berpakaian tanpa lengan yang sedang tertidur di sofa ruang tamu. Wajahnya tampan, senyum tipis pun muncul diwajahku.

"Yuna..."

Panggilan mama membuatku sadar dari lamunan ini, aku pun segera menghampirinya. Setelah kami menjemur pakaian dan memasak. Kami pun membangunkan ayah dan kakak. Sore ini ayah dan mama akan ke Jakarta selama seminggu untuk bertemu dengan rekan kerja ayah. Aku dan kakak harus tetap disini, yah.. rumah kami di Jakarta sedang direnovasi. 

Pekerjaan rumah pun selesai, ku ambil segelas air putih yang segar untuk mama. "Ma, ini buat mama." ucapku. Mama pun tersenyum dan berterima kasih sambil mencium pipiku. Sambil bersantai, aku pun bertanya tentang orang yang ada di ruang tamu. Mama pun bercerita, ia adalah anak teman ayah yang sedang libur kuliah. Mama mengundangnya kerumah untuk menemaniku karena kakakku juga akan pergi meninggalkanku sendiri di sini. Ia bernama Hender. 

Januari 16, 2022

Cerita ku hari ini

 ditulis pada tanggal 24 September 2003

Aku berangkat pamitan sama orangtua dan tante-tanteku. Aku jalan sama Nucky sambil bercanda-canda kemudian dia naik angkutan lain menuju sekolahnya sedangkan aku menunggu angkutan S.01. Didalam angkot, aku ketemu dengan teman dari kelas lain, namanya Apisia (kelas I-5), kamipun mengobrol. Setelah sampai disekolah, aku pun turun duluan dan berjalan cepat menuju kelas untuk mencari informasi pekerjaan rumah (pr) yang mungkin aku tidak kerjakan karena minggu lalu aku tidak hadir. Sesampainya dikelas, aku pun bertanya sama Nurul (teman sekelas) dan ia pun memberikan informasi ada pr, kami pun mengerjakan bersama didekat kantin sambil sarapan. Tetiba ada anak-anak SD yang gangguin kami dan kami pun kesal lalu segera menyelesaikan pekerjaan tersebut dan kembali kekelas. Ketika menuju kelas, ada Ninuk dan Ekky (teman sekelas) diberanda, kamipun mengobrol sebentar. Setelah menaruh tas aku pun kembali menghampiri Ninuk dan Ekky sama Nurul. kami pun mengobrol seru, namun tidak lama bel pun berbunyi dan kami langsung berbaris untuk masuk kelas. 

Pelajaran Geografi pun berlangsung, Verzian (teman sekelas) sebagai sekertaris diminta menulis dipapan tulis dan teman lain menyalin kedalam catatan. Guru Geografi kami, Pak Yatno, izin sebentar keruang guru. Suasana kelas pun menjadi gaduh, puncaknya ada yang mem-bully Verzian sampai ia menangis. Mendengar suasana kelas kami yang haduh, salah seorang guru bernama Pak Tris pun menghampiri kelas kami. Kemudian sebelum Pak Tris meninggalkan kelas, Putri (teman sekelas) mengadu ke Pak Tris kalau Verzian di bully sampai nangis sama beberapa siswa pria dikelas dan mereka pun diminta berdiri didepan kelas (distap).  Verzian diminta untuk menujuk siapa siswa yang sudah membuatnya menangis dan siswa tersebut dibawa keluar kelas untuk dihukum oleh Pak Tris dan Pak In. Beberapa menit kemudian Pak Yatno kembali kekelas dan kami pun diminta untuk berdiskusi kelompok. Soalnya sangat sulit dan kelompokku pun belum mampu menjawab pertanyaan apapun. Ternyata hal yang sama juga dialami oleh kelompok lain, sampai bel pelajaran berbunyi kami masih kesulitan dan akhirnya pekerjaan tersebut diminta jadi pekerjaan rumah. 

Setelah pelajaran Geografi selesai, berikutnya adalah pelajaran Bahasa Indonesia. Disini aku bingung banget karena tetiba guru kami meminta kami untuk berdiri, lalu loncat-loncat, dan bergerak bebas. Aku dan Ninuk karena sebangku pun cuma bisa tertawa bingung, akhirnya kami melakukan gerakan permainan ampar-ampar pisang. Dan ternyata kami diberi tugas untuk membuat cerita kejadian hari ini. Inilah cerita yang aku buat untuk menulis Cerita ku hari ini. 

-tamat-

Haduh.... jatuh

 Matahari bersinar cukup gersang, ketika aku dan kawan-kawan pulang sekolah. Kami berjalan bersama-sama melewati gedung perusahaan yang cukup bersih. Tempat yang paling menjengkelkan buat kami adalah pabrik 'parfum', sebenarnya ini tempat sampah dari sebuah restoran yang cukup terkenal. Waktu kami sedang asyik mengobrol sambil menutup hidung tak disangka ada patung yang sedang jongkok. Kami spontan memperhatikan sambil tertawa-tawa. Salah seorang teman ku berkata, "bused dah ni patung sweet banget. Coba aja asli. " "Iya klo asli bisa gw ikutin kemana-mana deh." kata teman ku yang lain. Namun tetiba patung tersebut berdiri dan spontan kami berteriak lalu ketawa. Ternyata itu bukan patung tapi orang beneran dan patung yang tadi dipuji-puji tampan ternyata banci. Dari cara ngomong dan jalannya. Ia menghampiri kami, "Sorry ya sis, eike udah punya pacar dan eike ga tertarik sama bocil kaya kalian." lalu ia pun  berlalu.

Sakin ngakaknya kami, sampai tidak sadar kalau dibelakang kami itu ada kubangan air dan byuurrr salah seorang teman kami terjatuh disitu. Sialnya ini air kubangan sampah dan baunya sangat menyengat. Temenku jadi susah pulang karena tidak ada angkot yang mau mengangkutnya dan jadilah kami kembali kesekolah untuk membantunya membilas badan.