Juli 17, 2015

JENIS – JENIS KAMMA PADA AJARAN BUDDHA (berdasarkan waktu)

Pengetahuan tentang agama Budha

Empat jenis Kamma berdasarkan waktu yaitu Ditthadhamma vedaniya Kamma (Karma yang langsung berbuah), Upajja vedaniya Kamma (Karma yang menghasilkan akibat), Aparapariya vedaniya Kamma (Karma yang menghasilkan akibat), dan Ahosi Kamma (Karma yang tidak sempat berbuah).

Penjelasannya adalah sebagai berikut:
  1. Ditthadhamma vedaniya Kamma ( Karma yang langsung berbuah) yaitu Karma yang menghasilkan akibat (vipaka) dalam jangka waktu satu kehidupan.
    Karma ini terbagi menjadi 2 macam, yaitu:

    a) Karma yang telah masak dan memberikan hasil dalam kehidupan sekarang ini, atau disebut dengan Paripakka Dittha Dhamma vedaniya Kamma,

    Contoh 1 :
    Seorang miskin bernama Punna yang memberikan dana makanan kepada Y A Sariputta Maha Thera menjadi kaya-raya dalam waktu tujuh hari setelah berdana.

    Contoh 2 :
    Misalnya saja ketika kita mengambil helm milik orang lain, karena helm kita sendiri telah dicuri seseorang. Supaya tidak ketahuan, kita mengendarai sepeda motor dengan kecepatan tinggi walaupun lampu lalu lintas berwarna merah. Akhirnya kita ditangkap polisi. Terpaksa kita harus membayar tilang Rp 15.000,- (padahal harga sebuah helm hanya Rp 10.000,-). Ini adalah salah satu contoh sederhana karma yang langsung berbuah.

    b. Karma yang memberikan hasil setelah lewat tujuh hari atau disebut dengan Aparipakka Dittha Dhammavedaniya.

    Contoh :
    Jika berbuat kebaikan atau kejahatan dalam usia muda, akan dipetik hasil dalam usia muda atau usia tua dalam kehidupan sekarang ini juga.
  2. Upajja vedaniya Kamma, yaitu Karma yang menghasilkan akibat (vipaka) pada kehidupan berikutnya yaitu satu kehidupan setelah kehidupan sekarang.

    Misalnya orang yang melakukan meditasi hingga mencapai jhana tertentu, maka setelah meninggal ia akan langsung terlahir di Alam Brahma.
  3. Aparapariya vedaniya Kamma, yaitu Karma yang menghasilkan akibat (vipaka) pada kehidupan berikutnya secara berturut-turut.

    Salah satu contoh adalah orang yang sering mendengarkan Dhamma, besar kemungkinan ia akan terlahir kembali di alam sorga dalam kehidupan-kehidupan yang berikutnya.

    Dengan mendengarkan Dhamma, orang tersebut telah melakukan kamma baik karena ia telah melatih berdana perhatian. Selama mendengarkan Dhamma, ia juga telah memusatkan pikiran, ucapan serta perbuatannya ke arah kebajikan, apalagi jika ia dapat mengerti serta melaksanakan Dhamma dalam kehidupan sehari-hari. Kebajikan ini tentunya sangat selaras dengan salah satu isi kotbah Sang Buddha yang menyatakan bahwa mendengarkan Dhamma pada saat yang sesuai adalah Berkah Utama.
  4. Ahosi Kamma, yaitu Karma yang tidak sempat berbuah karena telah kehabisan waktu atau kehilangan kesempatan untuk berbuah.

    Ahosi kamma terbentuk ketika kekuatan suatu perbuatan (karma) terhalangi oleh kekuatan perbuatan (karma) lain yang sangat besar. Selain itu, kamma ini terbentuk jika tidak adanya kondisi-kondisi pendukung yang dibutuhkan untuk karma itu berbuah, sehingga tidak menghasilkan akibat (vipaka).

    Sering dikatakan bahwa tercapainya Nibbana (bhs. Pali) atau Nirvana (bhs. Sansekerta) adalah ketika karma baik dan buruknya telah habis. Padahal karma itu sangat sulit untuk dapat habis berbuah karena jumlahnya yang tidak terbatas. Namun karma dapat dipotong. Karma masih dapat dirasakan, apabila kita masih mempunyai lahir dan batin (masih hidup setelah dilahirkan). Apabila kita tidak dilahirkan kembali, maka kesempatan untuk merasakan karma sudah tidak ada lagi. Dengan demikian, ada berbagai karma yang tidak sempat berbuah.

Tidak ada komentar: